Satelit Temukan Lapisan Es yang Mencair di Kutub

Kamis, 29 Maret 2012

detail berita
Satelit Temukan Lapisan Es yang Mencair (Foto: Softpedia.com)
PARIS - Para ahli dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan bahwa satelit di orbit bumi mulai melihat tanda-tanda yang menunjukkan lapisan es di lintang utara mencair. Peristiwa ini dapat dilihat dari ruang angkasa dan menunjukkan sesuatu yang buruk akan terjadi akibat imbas dari fenomena pencairan lapisan es tersebut.

Dinamakan Permafrosts, yaitu tanah beku permanen yang mengandung sejumlah besar material organik yang belum sepenuhnya mengalami degenarasi atau kemerosotan. Ketika tanah beku itu mencair, tanah ini akan melepaskan sejumlah besar zat metana (CH4) yang berpotensi menimbulkan greenhouse gas (GHK).

Zat CH4 ini akan 300 kali lebih efektif dalam mendukung efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global ketimbang karbondioksida (CO2). Selain itu, zat tersebut juga beracun bagi kelangsungan hidup manusia. Meskipun jarang sekali terjadi, hewan berkeliaran di wilayah Permafrost lalu terpapar emisi gas, maka hewan itu akan mati.

Situasi ini bahkan lebih buruk dengan fakta bahwa daerah kutub lebih mungkin untuk mengalami efek pemanasan global ketimbang ekuator bumi (garis khatulistiwa). Semua Permafrost terletak di lintang tinggi, dekat kedua kutub (utara dan selatan). Para Ilmuwan iklim mengatakan, perlu ada upaya untuk menghindari pelepasan zat CH4 dari sumbernya.

Diperkirakan sekitar 50 persen dari semua karbon organik di planet ini terperangkap di dalam tanah beku tersebut. Ini adalah jumlah yang besar, hampir dua kali lebih tinggi yang baru-baru ini ditemukan. "Dampak perubahan iklim yang paling parah dan cepat di kutub utara, menyebabkan lapisan es mencari," jelas juru bicara dari Badan Antariksa Eropa. Demikian dilansir Softpedia, Selasa (27/3/2012).

"Saat hal itu (lapisan es mencair) terjadi, ia melepaskan gas rumah kaca ke atmoser. Meskipun lapisan es tidak dapat langsung diukur dari ruang angkasa, faktor-faktor seperti suhu permukaan, lahan dan parameter salju, kelembapan tanah serta perubahan medan dapat ditangkap oleh satelit." pungkasnya.

Badan Antariksa Eropa menggunakan beberapa sarelit untuk menyelidiki Permafrost di bagian utara. Saat ini peneliti tengah mengumpulkan data melalui pantauan satelit. Satelit seri Sentinel yang digunakan mendatang merupakan bagian dari program Global Monitoring untuk lingkungan dan keamanan (GMES).



Sumber:Okezone.com
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ViTy'S News - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger