Wiimotes (foto: Wired)
Diwartakan HealthTech Wire, Kamis (22/3/2012), ocular torticollis ditemukan pada sekira 1,3 persen anak. Secara klinis, deteksi kelainan tersebut sulit dilakukan karena kepala anak bergerak konstan. Para peneliti menyadari bahwa pengukuran digital terhadap postur kepala bisa jadi alternatif. Misalnya dengan memanfaatkan kemampuan pelacak gerak pada Wiimotes.
Mereka memakai dua Wiimotes untuk membangun sebuah infrared optical head tracker (IOHT). Alat ini otomatis mengukur dan merekam sudut kepala secara real-time. Wiimotes tersebut dihubungkan pada komputer pemantau yang dilengkapi kamera infra merah dan Bluetooth. Kemudian, diuji pada orang dewasa normal.
Hasilnya menunjukkan bahwa dalam pengukuran postur kepala, pengukuran posisi satu dimensi serta tiga dimensi dengan IOHT tidak jauh berbeda dibanding pengukuran menggunakan perangkat cervical range of motion (CROM). Menurut para peneliti, perbedaaa yang timbul lebih disebabkan karena struktur perangkat, bukan karena ketidakakuratan IOHT.
"Pengukuran akurat terhadap sudut kepala tidak normal penting untuk mengevaluasi perkembangan penyakit. Ini juga penting untuk menentukan perawatan atau rencana operasi pada penderita ocular torticollis," Ujar Jeong-Min Hwang dari Seoul National University College of Medicine.
"Mempertimbangkan performa, kemudahan serta biayanya yang lebih rendah, kami percaya IOHT punya potensi untuk digunakan secara luas dalam pengukuran postur kepala," tambahnya.
Sumber:Okezone.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !